Rabu, 25 November 2009

Satpam Indah Kiat Intimidasi Wartawan



Siak, 25 November 2009 12:10
Puluhan petugas keamanan PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP), Siak, Riau, mengintimidasi wartawan yang meliput aksi Greenpeace di pelabuhan perusahaan tersebut, Rabu (25/11).

Para petugas keamanan perusahaan itu menuntut wartawan, yang mengunakan kapal sewaan, untuk tidak mengabadikan aksi Greenpeace yang membentangkan spanduk di atas crane (alat derek) peti kemas di pelabuhan IKPP.

Dengan mengunakan tiga kapal, para satpam menghalang-halangi wartawan yang berada di tengah sungai Siak dan berjarak sekitar 200 meter dari pelabuhan.

Para petugas keamanan tersebut menghalau kapal wartawan dengan berkeliling sehingga sulit mengambil gambar dengan kamera.

"Usir mereka, usir mereka," teriak para sekuriti yang lain yang berada di pelabuhan IKPP.

Sebanyak empat orang wartawan yang berada di dalam kapal yang diusir paksa oleh sekuriti perusahaan yakni dari Kantor Berita ANTARA, seorang dari radio nasional dan dua orang jurnalis koran lokal.

"Sungai Siak tampaknya juga punya Indah Kiat. wartawan pun tak boleh berada di sungai," ujar Yuki wartawan radio Elshinta. Walau aksi pengusiran dilakukan para sekuriti, kapal kayu yang ditumpangi jurnalis tidak bergeming dan aksi gertak sekuriti baru berakhir setelah Public Affairs Head Sinarmas Forestry, Nazaruddin mendatangi kapal wartawan.

"Tidak ada pengusiran bagi wartawan. Buktinya boleh saja kalian meliput aktivitas Greenpeace," ujar Nazaruddin, saat menerima keluhan para wartawan perihal sikap sekuriti perusahaan.

Menurut Nazaruddin, aksi kampanye penyelamatan hutan yang dilakukan para aktivis bukanlah ditujukan ke perusahaan tetapi ke pemerintah.

Namun aksi itu menimbulkan gangguan terhadap aktivitas pelabuhan.

"Pelabuhan merupakan properti perusahaan. Gangguan aktivitas akibat aksi ini pasti ada dan demi keselamatan para aktivis yang memanjat tiang "crane" sekuriti dan para polisi membujuk mereka untuk turun," ujar Nazaruddin.

Ia mengatakan, aktivitas pelabuhan di pagi hari masih sepi dan ia belum dapat memastikan berapa kerugiannya.

Sementara itu dari empat crane, alat derek peti kemas, yang digelayuti para aktivis, satu crane berhasil dikosongkan dari aktivis dan tiga crane masih disegel para aktivis. [TMA, Ant]